Pemain profesional dari Ukraine, Maksym “Max Strafe” Stadniuk yang masih berada di Ukraine ketika perang dengan Rusia berusaha untuk sentiasa meneruskan impiannya.
Disebabkan serangan dron dan peluru berpandu, bandarnya selalu menghadapi bekalan elektrik yang terputus.
Dia juga terpaksa meminjam penjana elektrik dari jirannya untuk bertanding.
This is Apex Legends pro @MaxStrafe, who is playing in Ukraine during the Russian invasion. With drone attacks and missiles, his city is riddled with blackouts, so he used a neighbors backup generator in order to compete
His team qualified for a $1 million LAN during a war pic.twitter.com/eei4wXLvlG
— Jake Lucky (@JakeSucky) January 12, 2023
Menurut The Washington Post, Max Strafe juga pernah mengharungi banyak harungan apabila dia terpaksa beratur selama 12 jam sambil melarikan diri dari bandarnya untuk berlatih di rumah orang lain yang berada 530km dari tempat tinggalnya.
Thank you for talking about the war and about the fact that esportsmen in Ukraine are going through! And also thanks to everyone who supports Ukraine and Ukrainian’s – do not forget to write words of support to them today. @JakeSucky 🫡🖤 https://t.co/t0DVLoygtj
— KCP Max-Strafe. 🇺🇦 (@MaxStrafe) January 12, 2023
Stadniuk kini tinggal bersama keluarganya di Kyiv walaupun perang masih boleh berlaku.
Stadniuk dan rakan Apex Legends-nya juga antara banyak pasukan dan pemain di mana karier e-sukan mereka mendapat impak akibat serangan Rusia terhadap Ukraine.
Pasukannya juga layak untuk ke Apex Legend LAN 2023 di mana Split One Playoffs akan bermula Februari ini di Copper Box Arena di London.
Pertandingan itu mempunyai jumlah wang terkumpul sebanyak RM4 juta.
Rujukan: TheWashingtonPost